Peran Kader Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) melalui Program Surveilan untuk Optimalisasi Pemantauan Kesehatan Ibu dan Anak
Kata Kunci:
angka kematian ibu, angka kematian bayi, kader BKB HIAbstrak
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Bantul merupakan salah satu kabupaten di D.I. Yogyakarta dengan angka kematian bayi tertinggi. Salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah program surveilans kesehatan ibu dan anak dengan pelaksana utama Kader Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kader dalam Pelaksanaan Program Membangun Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dalam surveilans kesehatan ibu dan anak untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan di Bantul, D.I.Yogyakarta. Informan kunci dipilih dengan kriteria sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, observasi, dan telaah dokumen. Validitas data diperiksa dengan triangulasi.Program surveilans kesehatan ibu dan anak berbasis masyarakat telah lama dilaksanakan. Tugas kader tersebut dalam pelaksanaan program Bina Keluarga Balita Integagragratif Holistik (BKB HI) meliputi advokasi dan pemantauan kesehatan ibu dan anak di wilayah BKB. Pelaksanaan program surveilans ini memiliki beberapa kendala, antara lain rendahnya insentif kader atau petugas kesehatan masyarakat, petugas kesehatan masyarakat yang tidak aktif, kurangnya kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan ibu dan anak. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kader Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) membantu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui program surveilans, meskipun kinerjanya belum maksimal
Referensi
Ariesta, N. P. (2011). Peran kader bina keluarga balita dalam upaya pembinaan kesejahteraan keluarga melalui layanan bina keluarga balita (studi deskriptif di bkb kasih ibu i kelurahan bulukerto kecamatan bulukerto kabupaten wonogiri). Universitas Negeri Semarang.
Aticeh, Maryaticeanah SS (2015). Pengetahuan Kader Meningkatkan Motivasi dalam Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 2(2): 71± 76.
BKKBN. (2013). Pedoman bina keluarga balita. Jakarta: BKKBN.
Chasanah SU (2015). Peran Petugas Kese-hatan Masyarakat dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Pasca MDGs. Kesehatan Masyarakat Anda-las, 9(2): 73±79.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2019. DIY: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
Dwi N, Andy A, Nurhusna H (2014). Kata Kunci: kegiatan posyandu, peran aktif kader, kegiatan terintegrasi. Pendahuluan, Jurnal Pengabdian Masyarakat, 29(4): 43±53.
Farihah, F., & Masitowarni, M. (2013). Pengelolaan kegiatan bina keluarga balita (BKB) secara holistik dan integratif. Jurnal Keluarga Sehat Dan Sejahtera, 11(22), 8–14
Fitrayeni, Suryati, Faranti RM (2015). Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pegam-biran, 10(1): 101±107.
Hastasari, C., & Perwita, A. H. (2014). Pengembangan model komunikasi pelayanan untuk menghasilkan kader yang kreatif dalam menunjang keberhasilan program bina keluarga balita. Jurnal Komunikator, 6(2).
Haver J, Brieger W, Zoungrana J, Ansari N, Kagoma J (2015). Experiences enga-ging community health workers to provide maternal and newborn health services: Implementation of four programs. International Journal of Gynecology and Obstetrics. Elsevier BV. 130(S2): S32±S39. doi: 10.1016-/j.ijgo. 2015. 03. 006.
Hidayah L, Handayani OID (2016). Public Health Perspective. Public Health Perspective Journal, 1(1): 36±43.
Isaura, V. (2011). Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Karjono M, Wulandari LPL, Suryadhi NT (2013). Pengetahuan sebagai determinan dalam pengambilan keputusan penolong persalinan ibu hamil di Puskesmas Taliwang tahun 2013. 1(1): 63±69.
Kementerian Kesehatan (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. doi: 10.1037/0022-3514. 51.6.1173.
Lema IA, Sando D, Magesa L, Machumi L, Mungure S, Sando MM, Geldsetzer. et al (2014). Community health work-ers to improve antenatal care and PMTCT uptake in Dar es Salaam, Tanzania: a quantitative performance evaluation. Journal of acquired immune deficiency syndromes (1999). 67(4): S195-201. doi: 10.1097/QAI.-s000000000000037.
Nurrizka RH, Saputra W (2013). Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu, Prakarsa Policy Update.
Perez F, Ba H, Dastagire SG, Altman M (2009). The role of community health workers in improving child health programmes in Mali. BMC Inter-national Health and Human Rights, 9(1): 28. doi: 10.1186/1472-698X-9-28.
Pranata S, Pratiwi NL and Rahanto S. (2011). Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan: Gambaran Peran Kader Posyandu Dalam Upaya Penu-runan Angka Kematian Ibu dan Bayi Di Kota Manado dan Palangkaraya, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14(2): 174±182.
Setyaningsih R, Adriyani PUM (2016). Kehamilan Di Kabupaten Banyumas, Jurnal Pengabdian Kepada Masya-rakat, 22(3): 135±139.
Wilianarti PF, Aryunani and Sumarliyah E (2016). Determinan faktor partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu di Desa Kejawan Putih, Tambak, Keca-matan Mulyorejo, 1(1): 15±22.
World Health Organization (2015). Maternal Mortality Data Base in World. http://www.who.int/gho/maternal_h ealth/mortality/maternal/en/.
Yanti SV and Hasballah K (2016). Studi Komparatif Kinerja Kader Posyandu wilayah kerja Puskesmas Blang Bintang, 4(2): 1±11.