Implementasi “Tamu Dari Lemas” Sebagai Solusi Pembelajaran Jarak Jauh untuk Meningkatkan Keterampilan dan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Masa Pandemi Covid-19

Abstrak

Laporan penelitian  ini adalah penerapan metode pembelajaran “Tamu dari Lemas” sebagai solusi inovatif pembelajaran jarak jauh masa pandemi Covid 19 pada mata pelajaran produktif  Kelas XI SMKN 1 Pandak.  Metode pembelajaran “Tamu dari Lemas” sebenarnya adalah sebuah singkatan dari Tatap Muka, Daring, dan Learning Manajemen System. Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi; proses penerapan metode pembelajaran “Tamu dari Lemas”, hasil penerapannya, hambatan dalam menerapkannya, solusi dalam mengatasi hambatan tersebut, dan keunggulan metode pembelajaran ini dibandingkan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran produktif kelas XI SMKN 1 Pandak. Hasil penelitian ini dapat dilihat dalam lima simpulan; Pertama, penerapan metode pembelajaran “Tamu dari Lemas” pada mata pelajaran Produktif Kelas XI SMKN 1 Pandak  telah berjalan dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya  keterampilan peserta didik yaitu,  pada kondisi awal menunjukkan  bahwa peserta didik sangat terampil sebesar 25,93% (7 peserta didik),  setelah implementasi metode “Tamu dari Lemas” menjadi 44,44%  (12 peserta didik) pada praktik pertama, sehingga terjadi peningkatan antara kondisi awal dan setelah implementasi metode pembelajaran “Tamu dari Lemas” sebesar 18,51%. Pada praktik kedua meningkat menjadi 65,67% (18 peserta didik )

Penggunaan metode  pembelajaran “Tamu dari Lemas” dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar  peserta didik yaitu,  pada kondisi awal peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 5 orang peserta didik (18,52%), dan setelah implementasi metode “Tamu dari Lemas” meningkat menjadi 21 orang peserta didik (77,78%).  Berarti ada peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dari kondisi awal dan setelah implementasi sebesar 59,26%. Sedangkan pada praktik kedua semua peserta didik sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal.