DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN BAGI PERTANIAN PERKOTAAN DI KAPANEWON KASIHAN
Kata Kunci:
perubahan penggunaan lahan, dampak, pertanian perkotaan, petaniAbstrak
Keterbatasan ruang di perkotaan dan tingginya tekanan terhadap lahan pertanian dari fenomena perubahan penggunaan lahan menyebabkan pertanian perkotaan menjadi rentan terkena berbagai dampak negatif. Padahal pertanian perkotaan memiliki potensi yang baik terutama dalam penyediaan pangan lokal dan keseimbangan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak perubahan penggunaan lahan yang dirasakan oleh petani pertanian perkotaan di Kapanewon Kasihan. Penelitian menggunakan pendekatan deduktif-kualitatif untuk mempermudah eksplorasi fenomena dan mendapatkan informasi detil pada lokasi tertentu. Berdasarkan analisis yang dilakukan petani merasakan dampak positif dan negatif dari perkembangan kota. Dampak negative yang paling dirasakan memberikan dampak negative seperti, pencemaran, penurunan produktivitas, dan terhimpitnya lahan pertanian perkotaan. Pada akhirnya hal tersebut dapat menimbulkan dampak jangka panjang seperti penurunan kualitas lingkungan dan semakin menyebarnya perubahan penggunaan lahan.
Referensi
I. Game dan R. Primus, “Urban Agriculture,” State University of New York College of Forestry and Environmental Science Related, hlm. 1–13, 2015, doi: 10.1007/978-94-007-0929-4_169.
I. Amri, D. Monita, dan D. Y. Putri, “Urban Sprawl : Perubahan PL dan Implikasinya Terhadap Tekanan Penduduk dan Daya Dukung Lahan pada Daerah Urban dan Peri-Urban di Sebagian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” no. April, 2019, doi: 10.13140/RG.2.2.21145.06241.
K. A. Addo, “Urban and peri-urban agriculture in developing countries studied using remote sensing and in situ methods,” Remote Sens (Basel), vol. 2, no. 2, hlm. 497–513, 2010, doi: 10.3390/rs2020497.
K. Weerakoon, “Suitability Analysis for Urban Agriculture Using GIS and Multi-Criteria Evaluation,” International Journal of Agricultural Science and Technology, vol. 2, no. 2, hlm. 69, 2014, doi: 10.14355/ijast.2014.0302.03.
I. Opitz, R. Berges, A. Piorr, dan T. Krikser, “Contributing To Food Security In Urban Areas: Differences Between Urban Agriculture And Peri-Urban Agriculture In The Global North,” Agric Human Values, vol. 33, no. 2, hlm. 341–358, 2016, doi: 10.1007/s10460-015-9610-2.
E. Olsson, E. Kerselaers, L. Søderkvist Kristensen, J. Primdahl, E. Rogge, dan A. Wästfelt, “Peri-Urban Food Production and Its Relation to Urban Resilience,” Sustainability, vol. 8, no. 12, hlm. 1340, 2016, doi: 10.3390/su8121340.
H. S. Yunus, Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pusataka Pelaja, 2005.
N. A. Kurnianingsih, “Klasifikasi Tipologi Zona Perwilayahan Wilayah Peri-Urban di Kecamatan Kartasura , Kabupaten Sukoharjo,” Wilayah dan Lingkungan, vol. 1, hlm. 251–264, 2013, doi: 10.14710/jwl.1.3.251-264.
S. R. Giyarsih, “Regional Management Of Areas With Indications Of Urban Sprawl In The Surrounding Areas Of Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, Indonesia,” Indonesian Journal of Geography, vol. 49, no. 1, hlm. 35–41, 2017, doi: 10.22146/ijg.2323.
R. W. D. Pramono, “Housing Development on the Urban Fringe and its Challenges to Sustainable Urban Growth,” IOP Conf Ser Earth Environ Sci, vol. 158, no. 1, 2018, doi: 10.1088/1755-1315/158/1/012042.
A. Abraham W dan R. W. D. Pramono, “Tren Perubahan Penggunaan Lahan Di Lahan Pertanian Kota Di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul,” Jurnal Riset Daerah, vol. Vol. XX, No.1, hlm. 3494–3506, Mar 2020.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
T. McGee, “The spatiality of urbanization: the policy challenges of mega-urban and Desakota Regions of Southeast Asia,” no. 161, hlm. 1–40, 2009, [Daring]. Available: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary?doi=10.1.1.548.2985
M. Jose dan M. Padmanabhan, “Dynamics of agricultural land use change in Kerala: a policy and social-ecological perspective,” Int J Agric Sustain, vol. 14, no. 3, hlm. 307–324, 2016, doi: 10.1080/14735903.2015.1107338.
