https://ojs.bantulkab.go.id/index.php/jrd/issue/feed Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul 2025-02-04T03:07:56+00:00 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bantul bappeda@bantulkab.go.id Open Journal Systems Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul https://ojs.bantulkab.go.id/index.php/jrd/article/view/119 ANALISIS FAKTOR KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA 2025-02-04T01:13:15+00:00 Eni Purwaningsih enipurwaningsih1905@gmail.com Wahyu Pamungkasih enipurwaningsih1905@gmail.com Siti Hanifatun Fajria enipurwaningsih1905@gmail.com Supatmi enipurwaningsih1905@gmail.com Dian Novita Kumalasari enipurwaningsih1905@gmail.com <p>Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan mencerminkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode pertumbuhan anak. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) melaporkan prevalensi stunting sebesar 21,6% pada tahun 2022, penurunan kecil dari 24,4% pada tahun 2021, namun masih di atas target 2024 sebesar 14%. Pada tahun 2023, prevalensi stabil di sekitar 21,5%, Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan kognitif dan produktivitas di masa depan. Untuk menganalisis faktor&nbsp; kejadian stunting pada anak usia 0-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pundong, Bantul, Yogyakarta. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah anak-anak stunting usia 0-5 tahun yang terdaftar di Puskesmas Pundong, dengan sampel yang diambil secara total sampling. Penelitian ini melibatkan 178 responden, di mana 78,1% mengalami stunting, dengan 21,9% dalam kategori sangat pendek. Sebagian besar responden adalah laki-laki (56,18%) dan berusia antara 13-24 bulan (37,08%). Analisis menunjukkan bahwa kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian stunting (P &lt; 0,05). Faktor lain yang mempengaruhi adalah inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif, pendidikan ibu, dan riwayat anemia pada ibu hamil. KEK pada ibu saat hamil merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita. Oleh karena itu, peningkatan pemahaman gizi ibu hamil sangat penting. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan juga krusial dalam pencegahan stunting. Upaya terpadu untuk meningkatkan status gizi ibu hamil dan edukasi mengenai gizi selama kehamilan serta menyusui diperlukan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia</p> 2024-09-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul https://ojs.bantulkab.go.id/index.php/jrd/article/view/120 ANALISIS KONDISI KESEHATAN GIGI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDONG KABUPATEN BANTUL 2025-02-04T01:29:15+00:00 Wahyu Pamungkasih supatmi@gmail.com Supatmi supatmi@gmail.com Erna Pranawati supatmi@gmail.com <p>Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang paling umum pada balita, dengan prevalensi tinggi di berbagai wilayah, termasuk Indonesia. Faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap karies pada balita meliputi pola makan tidak sehat, kebiasaan kebersihan mulut yang buruk, serta kurangnya pengetahuan orang tua mengenai perawatan gigi anak. Masalah ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan umum balita secara signifikan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari balita berusia 0-5 tahun yang berkunjung ke Posyandu dan Puskesmas Pundong selama periode Agustus 2023 hingga Agustus 2024. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan klinis untuk kejadian karies, kebersihan gigi, serta wawancara dengan orang tua mengenai faktor risiko seperti pola makan, kebiasaan menyikat gigi, dan penggunaan fluoride. Analisis statistik deskriptif dan korelasi digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor risiko dan kondisi kesehatan gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51% balita mengalami karies gigi, dengan kebersihan mulut yang buruk pada 29% balita. Sebanyak 44% balita berada pada risiko tinggi mengalami gigi berlubang. Ditemukan korelasi positif antara usia dan jumlah gigi karies, serta hubungan antara kebiasaan menyikat gigi yang tidak memadai dan tingginya angka karies. Faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap karies adalah konsumsi gula yang tinggi dan kebiasaan menyikat gigi yang jarang. Prevalensi karies gigi pada balita di wilayah Puskesmas Pundong sangat tinggi, dengan faktor risiko yang dipengaruhi oleh pola makan, kebersihan mulut, dan pengetahuan orang tua. Intervensi pencegahan dini melalui edukasi orang tua, kunjungan rutin ke dokter gigi, penggunaan fluoride, serta perubahan pola makan diperlukan untuk mengurangi risiko karies gigi pada balita. Pendekatan kolaboratif antara tenaga kesehatan dan orang tua penting untuk meningkatkan kesehatan gigi balita secara menyeluruh.</p> 2024-09-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul https://ojs.bantulkab.go.id/index.php/jrd/article/view/121 ANALISIS PERBANDINGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN PASIEN HIPERTENSI TAHUN 2023 DAN 2024 DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL 2025-02-04T01:34:44+00:00 Supatmi supatmi@gmail.com Wahyu Pamungkasih supatmi@gmail.com Eni Pamungkasih supatmi@gmail.com Dian Novita Kumalasari supatmi@gmail.com <p>Kepatuhan kunjungan pasien hipertensi di Puskesmas Pundong menjadi perhatian utama dalam manajemen hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kepatuhan kunjungan pasien antara tahun 2023 dan 2024, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan dari dokumentasi kunjungan pasien hipertensi di Puskesmas Pundong selama periode Januari 2023 hingga Agustus 2024. Sampel diambil dengan metode purposive sampling yang melibatkan pasien yang telah didiagnosis hipertensi. Variabel yang dianalisis meliputi frekuensi kunjungan dan usia pasien. Hasil penelitian menunjukkan penurunan jumlah pasien yang menghadiri kunjungan dari 2023 ke 2024, kepatuhan pasien meningkat selama periode tersebut. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara tingginya umur pasien dengan Tingkat kepatuhan, meskipun banyak penelitian yang menemukan bahwa kepatuhan pasien yang lebih tua cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang lebih muda, kemungkinan karena peningkatan kesadaran kesehatan. Faktor-faktor seperti pengetahuan tentang hipertensi, dukungan keluarga, dan akses ke fasilitas kesehatan berperan signifikan dalam menentukan kepatuhan. Tantangan utama yang diidentifikasi termasuk kurangnya pengetahuan, kesulitan akses, dan ketidakpuasan terhadap layanan kesehatan. Meskipun terdapat penurunan jumlah kunjungan dari tahun 2023 ke 2024, tingkat kepatuhan pasien hipertensi menunjukkan peningkatan, menandakan efektivitas intervensi yang mungkin diterapkan. Pasien yang lebih tua menunjukkan kepatuhan yang lebih baik, sementara masalah seperti kurangnya pengetahuan dan kesulitan akses masih perlu diatasi. Peningkatan pendidikan pasien, dukungan keluarga, dan perbaikan sistem kesehatan merupakan langkah penting untuk meningkatkan kepatuhan dan hasil manajemen hipertensi secara keseluruhan.</p> 2024-09-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul https://ojs.bantulkab.go.id/index.php/jrd/article/view/122 HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEPATUHAN TERHADAP KUNJUNGAN KONTROL TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDONG BANTUL 2025-02-04T01:57:01+00:00 Dian Novita Kumalasari dheeyand86@gmail.com Supatmi dheeyand86@gmail.com Eni Purwaningsih dheeyand86@gmail.com Erma Pranawati dheeyand86@gmail.com <p>Bertambahnya usia, kerentanan seseorang untuk mengalami&nbsp; hipertensi akan meningkat. Individu yang berumur di atas 60 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap hipertensi, sekitar 50-60% memiliki tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hipertensi lebih umum terjadi pada kelompok usia lanjut. Data menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi meningkat secara signifikan pada usia di atas 55 tahun, dengan angka mencapai 63,8% pada usia 75 tahun ke atas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengetahui hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan kepatuhan terhadap kunjungan kontrol tekanan darah penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pundong Bantul. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik observasional. Uji analisis yang digunakan adalah <em>uji Korelasi Pearson</em> untuk melihat hubungan antara variabel terikat (umur dan Jenis kelamin)dan variabel bebas (kepatuhan kunjungan). Data yang diperoleh dari 1.373 responden di Puskesmas Pundong menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dan kepatuhan kunjungan kontrol. Begitupula untuk usia yang menunjukkan hasil penelitian untuk masing-masing pembagian umur tersebut memiliki nilai P<sub>value</sub> &gt;0.005, yang mana dapat diartikan bahwa umur tidak mempengaruhi kepatuhan terhadap kunjungan kontrol penderita hipertensi di Pundong. Seiring bertambahnya usia, risiko hipertensi meningkat, dengan sekitar 50-60% individu di atas 60 tahun mengalami tekanan darah tinggi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kepatuhan terhadap pengobatan antihipertensi bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin.</p> 2024-09-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul https://ojs.bantulkab.go.id/index.php/jrd/article/view/123 PENGARUH VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KANGKUNG DALAM SEDIAAN SAMPO TERHADAP PARAMETER SIFAT FISIK 2025-02-04T02:09:17+00:00 Yenni Ariani ermaprana@gmail.com Erma Pranawati ermaprana@gmail.com <p>Sampo merupakan salah satu sediaan lotion dalam kosmetika yang dapat digunakan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala. Ekstrak daun kangkung mengandung senyawa polifenol, flavonoid dan saponin yang bersifat sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak daun kangkung dalam sediaan sampooantiketombe terhadap nilai pH homogenitas dan tinggi busa sediaan sebagai parameter uji sifat fisik.&nbsp; Pembuatan sampo antiketombe ekstrak daun kangkung menggunakan metode peleburan dengan konsentrasi ekstrak daun kangkung masing-masing sebesar 5%, 7,5% dan 10%. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji pH, uji Homogenitas dan tinggi busa. Analisis data diuji secara statistika menggunakan anova. Hasil uji sifat fisik menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun kangkung dalam sediaan sampo menyebabkan peningkatan tinggi busa, dengan p value 0,070 (P&gt;0,05), nilai pH yang sama untuk formula 1, 2 dan 3 (pH 6), dan homogen untuk semua formula.</p> 2024-09-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul